Halaqahyang Pertama dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Para Malaikat adalah tentang Muqaddimah Beriman Kepada Para Malaikat.👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Beriman Kepada Takdir Allah 🔊 Halaqah 7 Cara Beriman dengan Takdir Allah Bagian 4 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 CARA BERIMAN DENGAN TAKDIR ALLAH BAGIAN 4 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-7 dari Silsilah ilmiyyah Beriman Kepada Takdir Allah adalah tentang “ Cara Beriman dengan Takdir Allah Bagian 4”. Cara Beriman dengan Takdir Allah adalah dengan mengimani Marotibul Qadar tingkatkan-tingkatan takdir yang jumlahnya ada empat Diantara Cara Beriman dengan Takdir Allah adalah dengan mengimani tingkatan takdir yang ke-3 yaitu 3⃣. Masyiiatullah atau Kehendak Allah. Dan yang dimaksud adalah beriman bahwa apa yang Allah kehendaki pasti terjadi dan apa yang tidak Allah kehendaki maka tidak akan terjadi. Dan apa yang ada di langit dan di bumi berupa bergeraknya sesuatu atau diamnya sesuatu maka dengan kehendak Allah dan tidak mungkin terjadi di kerajaan Allah Subhānahu wa Ta’āla apa yang tidak dikehendaki-Nya. Diantara dalilnya dari Al Qur’an adalah firman Allah إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ “Sesungguhnya perkara Allah apabila menginginkan sesuatu adalah mengatakan Jadilah.’, maka jadilah dia.” [QS Ya-Sin 82] Dan Allah berfirman وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَآمَنَ مَنْ فِي الْأَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعًا ۚ… “Dan seandainya Rabb-mu menghendaki niscaya akan beriman seluruh yang ada di bumi.” [QS Yunus 99] Dan Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ ۖ… “Katakanlah, Ya Allah yang memiliki kerajaan, Engkau memberi kekuasaan kepada siapa yang Engkau kehendaki dan mencabut kekuasaan dari siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau memuliakan siapa yang Engkau kehendaki dan menghinakan siapa yang Engkau kehendaki.” [QS Ali Imran 26] Dan Allah berfirman وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ “Dan tidaklah kalian menginginkan kecuali dengan kehendak Allah Rabb semesta alam.” [QS At-Takwir 29] Adapun dari As-Sunnah, maka Rasulullah ﷺ bersabda, ▫️ لا يقل أحدُكم اللهمَّ اغفر لي إن شئتَ ، ارحمني إن شئتَ ، ارزقني إن شئتَ ، وليَعزِمْ مسألتَه ، إنَّهُ يفعلُ ما يشاءُ ، لا مُكْرِهَ لهُ “Janganlah salah seorang dari kalian mengatakan Ya Allah ampunilah aku jika Engkau menghendaki, sayangilah aku jika engkau menghendaki, berilah aku rezeki apabila engkau menghendaki.’ Maka hendaklah dia menguatkan permintaannya karena Allah melakukan apa yang Dia kehendaki, tidak ada yang memaksanya”. [HR Bukhori] Berkata Al Imam Asy Syafi’i rahimahullah مَا شِئْتَ كَانَ، وإنْ لم أشَأْ – وَمَا شِئْتُ إن لَمْ تَشأْ لَمْ يكنْ “Apa yang Engkau kehendaki ya Allah, terjadi, meskipun aku tidak menghendakinya dan apa yang aku kehendaki kalau Engkau tidak menghendakinya maka tidak akan terjadi.” [Atsar ini dikeluarkan oleh Al Lalika-i di dalam kitab beliau Syarhu Ushuli Itiqadi Ahli Sunnati wal Jamaah Minal Kitabi wa Sunnah Wa Ijmai Shahabah Jilid IV halaman 702] Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍Halaqahyang ke-24 dari Silsilah 'ilmiyyah Beriman Kepada Takdir Allah adalah tentang " Buah Beriman dengan Takdir Allāh Bagian 02 dari 03 ". Diantara buah beriman dengan Takdir Allah azza wajalla: . Membuahkan semangat yang tinggi di dalam melakukan kebaikan yang berkaitan dengan agama seperti ibadah, menuntut ilmu, berdakwah, dll.
Download audio السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله و صحبه أجمعين Halaqah yang ke-15 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan Kitab-Kitab Allah adalah tentang “Kitab Al-Qur’an Bagian 1”. ● Al-Qur’an secara bahasa adalah mashdar dari قَرَأَ, artinya جَمَعَ yaitu mengumpulkan. Dinamakan demikian karena Al-Qur’an mengumpulkan kisah-kisah, perintah-perintah, larangan-larangan, pahala, dan juga ancaman, dan juga mengumpulkan ayat-ayat serta surat-surat satu dengan yang lain. ● Adapun secara syari’at, maka Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Rasulullah shallallāhu alayhi wa sallam melalui Jibril alayhissalām dan ditulis di dalam mushaf dari awal surat Al-Fatihah sampai akhir surat An-Naas. Allah telah memberikan keistimewaan yang banyak terhadap Al-Qur’an yang tidak dimiliki kitab-kitab sebelumnya, diantaranya Pertama Al-Qur’an wajib diimani secara terperinci. Yaitu dengan ✓Dibenarkan kabar-kabarnya ✓Dilaksanakan perintah-perintahnya ✓Dijauhi larangan-larangannya ✓Dilaksanakan nasehatnya ✓Berhukum dengan Al-Qur’an di dalam perkara yang kecil maupun yang besar ✓Dan beribadah kepada Allah dengan cara yang tercantum di dalamnya dan di dalam sunnah Rasul-Nya shallallāhu alayhi wa sallam Ke dua Al-Qur’an adalah mu’jizat yang abadi. Seandainya seluruh ahli bahasa bersatu untuk mendatangkan yang semisal Al-Qur’an, niscaya mereka tidak akan mampu. Allah berfirman, قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْآَنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيراً “Katakanlah Seandainya manusia dan jin berkumpul untuk mendatangkan yang semisal dengan Al-Qur’an, niscaya mereka tidak bisa mendatangkan yang semisalnya meskipun sebagian membantu sebagian yang lain.” QS Al-Isra’ 88 Dan di dalam hadits Rasulullah shallallāhu alayhi wa sallam bersabda, مَا مِنْ نَبِيٍّ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ إِلَّا قَدْ أُعْطِيَ مِنَ الْآيَاتِ مَا مِثْلُهُ آمَنَ عَلَيْهِ الْبَشَرُ وَإِنَّمَا كَانَ الَّذِي أُوتِيتُهُ وَحْيًا أَوْحَى اللَّهُ إِلَيَّ فَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَكْثَرَهُمْ تَابِعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ “Tidak ada seorang Nabi kecuali diberi ayat-ayat yaitu tanda-tanda kekuasan Allah atau mu’jizat yang seharusnya beriman dengannya manusia. Dan sesungguhnya yang diberikan kepadaku adalah wahyu yang Allah wahyukan kepadaku yaitu Al-Qur’an maka aku berharap menjadi orang yang paling banyak pengikutnya di hari kiamat.” HR Bukhari dan Muslim Diantara keistimewaan Al-Qur’an, Ke tiga Allah telah berjanji untuk menjaganya dari pengubahan, baik lafazh maupun maknanya. ⇒ Dijaga lafazhnya sehingga tidak bisa ditambah dan tidak dikurangi. ⇒ Dan dijaga maknanya dari makna-makna yang menyimpang. Allah berfirman, إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ “Sesungguhnya Kamilah yang telah menurunkan Adz-Dzikr yaitu Al-Qur’an dan sesungguhnya Kamilah yang menjaganya.” QS Al-Hijr 9 Dan Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman, لَا يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهِ تَنْزِيلٌ مِنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ “Al-Qur’an tidak didatangi kebathilan, baik dari depan maupun dari belakang, diturunkan dari Dzat Yang Maha Bijaksana Lagi Maha Terpuji.” QS Fushshilat 42 Oleh karena itu, Allah menyiapkan di sana; • Orang-orang yang menghafal Al-Qur’an. • Para ulama yang menerangkan pemahaman yang benar tentang ayat-ayat Al-Qur’an dari masa ke masa, dari zaman Nabi shallallāhu alayhi wa sallam sampai zaman kita dan sampai Allah mengangkat Al-Qur’an di akhir zaman. Mereka; ✓Menghafal dan memahami maknanya dan istiqamah di dalam mengamalkannya. ✓Mengkhidmah Al-Qur’an dengan berbagai cara; • Ada yang menulis tafsirnya baik yang singkat maupun yang panjang lebar. • Ada yang mengarang tentang ⑴ Cara penulisannya ⑵ Cara membacanya ⑶ Tentang i’rabnya ⑷ Dan lain-lain Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته Abdullah Roy, Di kota Al-Madinah Materi audio ini disampaikan di dalam grup WA Halaqah Silsilah Ilmiyyah HSI Abdullah Roy.
HSI10.68 Perang Badr Kubro 4; HSI 10.67 Perang Badr Kubro 3; HSI 10.66 Perang Badr Kubro 2; HSI 10.65 Perang Badr Kubro 1; HSI 10.64 Perpindahan Kiblat; HSI 10.63 Awal mula disyariatkannya jihad; HSI 10.62 Disyariatkannya jihad; HSI 10.61 Peperangan bani quraizhah; HSI 10.60 Pengusiran bani nadhir; HSI 10.59 Penghianatan Kaab bin Al Asyraf
SILSILAH 7 BERIMAN DENGAN KITAB-KITAB ALLĀH Halaqah 15 Kitab Al-Qurān Bagian 1 السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله و صحبه أجمعين Halaqah yang ke-15 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah tentang “Kitab Al-Qurān Bagian 1”. ● PENGERTIAN AL-QURĀN SECARA BAHASA Al-Qurān secara bahasa adalah mashdar dari قَرَأَ, artinya جَمَعَ yaitu mengumpulkan. Dinamakan demikian karena Al-Qurān mengumpulkan kisah-kisah, perintah-perintah, larangan-larangan, pahala dan juga ancaman dan juga mengumpulkan ayat-ayat serta surat-surat satu dengan yang lain. ● PENGERTIAN AL-QURĀN SECARA SYARI’AT Adapun secara syari’at, maka Al-Qurān adalah kalāmullāh yang diturunkan kepada Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam melalui Jibrīl alayhissalām dan ditulis di dalam mushaf dari awal surat Al-Fātihah sampai akhir surat An-Nās. Allāh telah memberikan keistimewaan yang banyak terhadap Al-Qurān yang tidak dimiliki kitab-kitab sebelumnya, diantaranya Keistimewaan Pertama Al-Qurān wajib diimani secara terperinci. Yaitu dengan ✓Dibenarkan kabar-kabarnya. ✓Dijalankan perintahnya. ✓Dijauhi larangan-larangannya. ✓Dilaksanakan nasehatnya. ✓Berhukum dengan Al-Qurān di dalam perkara yang kecil maupun yang besar. ✓Dan beribadah kepada Allāh dengan cara yang tercantum di dalamnya dan di dalam sunnah RasulNya shallallāhu alayhi wa sallam. Keistimewaan Kedua Al-Qurān adalah mu’jizat yang abadi. Seandainya seluruh ahli bahasa bersatu untuk mendatangkan yang semisal Al-Qurān, niscaya mereka tidak akan mampu. Allāh berfirman قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْآَنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيراً “Katakanlah Seandainya manusia dan jin berkumpul untuk mendatangkan yang semisal dengan Al-Qurān niscaya mereka tidak bisa mendatangkan yang semisalnya meskipun sebagian membantu sebagian yang lain.” QS Al-Isrā 88 Dan di dalam hadits Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam bersabda مَا مِنَ الأَنْبِيَاءِ نَبِيٌّ إِلّاَ أُعْطِيَ مَا مِثْلهُ آمَنَ عَلَيْهِ الْبَشَرُ وَإِنَّمَا كَانَ الَّذِي أُوتِيتُ وَحْيًا أَوْحَاهُ اللَّهُ إِلَيَّ فَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَكْثَرَهُمْ تَابِعًا يَوْمَ الْقِيَامَة “Tidak ada seorang Nabi kecuali diberi ayat-ayat yaitu tanda-tanda kekuasan Allāh atau mu’jizat yang seharusnya beriman dengannya manusia. Dan sesungguhnya yang diberikan kepadaku adalah wahyu yang Allāh wahyukan kepadaku yaitu Al-Qurān maka aku berharap menjadi orang yang paling banyak pengikutnya di hari kiamat.” HR Bukhāri dan Muslim Diantara keistimewaan Al-Qurān, Keistimewaan Ketiga Allāh telah berjanji untuk menjaganya dari pengubahan, baik lafazh maupun maknanya. ⇒ Dijaga lafazhnya sehingga tidak bisa ditambah dan tidak dikurangi. ⇒ Dan dijaga maknanya dari makna-makna yang menyimpang. Allāh berfirman إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ “Sesungguhnya Kamilah yang telah menurunkan Adz-Dzikr yaitu Al-Qurān dan sesungguhnya Kamilah yang menjaganya.” QS Al-Hijr 9 Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman لَا يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهِ تَنْزِيلٌ مِنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ “Al-Qurān tidak didatangi kebathilan, baik dari depan maupun dari belakang, diturunkan dari Dzat Yang Maha Bijaksana Lagi Maha Terpuji.” QS Fushshilat 42 Oleh karena itu, Allāh menyiapkan di sana; • Orang-orang yang menghafal Al-Qurān. • Para ulama yang menerangkan pemahaman yang benar tentang ayat-ayat Al-Qurān dari masa ke masa, dari zaman Nabi shallallāhu alayhi wa sallam sampai zaman kita dan sampai waktu yang Allāh kehendaki. Mereka; ✓Menghafal dan memahami maknanya dan istiqamah di dalam mengamalkannya. ✓Mengkhidmah Al-Qurān dengan berbagai cara; • Ada yang menulis tafsirnya baik yang singkat maupun yang panjang lebar. • Ada yang mengarang tentang ⑴ Cara penulisannya ⑵ Cara membacanya ⑶ Tentang i’rabnya ⑷ Dan lain-lain. itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته Abdullāh Roy, Di kota Al-Madīnah ═════════ ❁🔹❁ ═════════
السلامعليكم ورحمة الله وبركاتهالحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين. Halaqah yang ke-17 dari Silsilah 'ilmiyyah Beriman dengan para Rasul Allah adalah tentang " Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 15 ". Meyakini adanya Al Karaamah 📘 Silsilah Ilmiyyah 7 Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah 🔊 Halaqah 15 ~ Kitab Al-Quran Bagian 1 السلام عليكم ورحمة الله وبركاتهالحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعينHalaqah yang ke-15 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah tentang “Kitab Al-Quran Bagian yang Pertama”.Al-Quran secara bahasa adalah mashdar dari قَرَأَ, artinya جَمَعَ yaitu mengumpulkan, Dinamakan demikian karena Al-Quran mengumpulkan kisah-kisah, perintah-perintah, larangan-larangan, pahala dan juga ancaman dan juga mengumpulkan ayat-ayat serta surat-surat satu dengan yang secara syari’at, maka Al-Quran adalah kalamullah yang diturunkan kepada Rasulullah ﷺ melalui Jibril alayhissalam dan ditulis di dalam mushaf dari awal surat Al-Fatihah sampai akhir surat telah memberikan keistimewaan yang banyak terhadap Al-Quran yang tidak dimiliki kitab-kitab sebelumnya, diantaranya1. Al-Quran wajib di imani secara terperinciYaitu dengan - Dibenarkan Dilakasanakannya perintah Dijauhi Dilaksanakan Berhukum dengan Al-Quran di dalam perkara yang kecil maupun yang Dan beribadah kepada Allah dengan cara yang tercantum di dalamnya dan di dalam sunnah Rasul-Nya ﷺ2. Al-Quran adalah mu’jizat yang abadiSeandainya seluruh ahli bahasa bersatu untuk mendatangkan yang semisal Al-Quran, niscaya mereka tidak akan mampu, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirmanقُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْآَنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيراً “Katakanlah Seandainya manusia dan jin berkumpul untuk mendatangkan yang semisal dengan Al-Quran niscaya mereka tidak bisa mendatangkan yang semisalnya meskipun sebagian membantu sebagian yang lain.” Al-Isra 88Dan di dalam hadits Rasulullah ﷺ bersabdaمَا مِنَ الأَنْبِيَاءِ نَبِيٌّ إِلّاَ أُعْطِيَ مَا مِثْلهُ آمَنَ عَلَيْهِ الْبَشَرُ وَإِنَّمَا كَانَ الَّذِي أُوتِيتُهُ وَحْيًا أَوْحَاهُ اللَّهُ إِلَيَّ فَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَكْثَرَهُمْ تَابِعًا يَوْمَ الْقِيَامَة “Tidak ada seorang Nabi kecuali diberi ayat-ayat yaitu tanda-tanda kekuasan Allah atau mu’jizat yang seharusnya beriman dengannya manusia. Dan sesungguhnya yang diberikan kepadaku adalah wahyu yang Allah wahyukan kepadaku yaitu Al-Quran maka aku berharap menjadi orang yang paling banyak pengikutnya di hari kiamat.” HR Bukhari dan MuslimDiantara keistimewaan Al-Quran,3. Allah telah berjanji untuk menjaganya dari pengubahan, baik lafazh maupun lafazhnya sehingga tidak bisa ditambah dan tidak dikurangi, dan dijaga maknanya dari makna-makna yang menyimpang, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirmanإِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ“Sesungguhnya Kamilah yang telah menurunkan Adz-Dzikr yaitu Al-Quran dan sesungguhnya Kamilah yang menjaganya.” Al-Hijr 9Dan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirmanلَا يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهِ تَنْزِيلٌ مِنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ “Al-Quran tidak didatangi kebathilan, baik dari depan maupun dari belakang, diturunkan dari Dzat Yang Maha Bijaksana Lagi Maha Terpuji.” Fushshilat 42Oleh karena itu, Allah menyiapkan di sana, Orang-orang yang menghafal Al-Quran, Para ulama yang menerangkan pemahaman yang benar tentang ayat-ayat Al-Quran dari masa ke masa, dari zaman Nabi ﷺ sampai zaman kita dan sampai Allah mengangkat Al-Quran di akhir zamanMereka menghafal dan memahami maknanya dan istiqamah di dalam mengamalkannya, mengkhidmah Al-Quran dengan berbagai cara;Ada yang menulis tafsirnya baik yang singkat maupun yang panjang lebar, Ada yang mengarang tentang cara penulisannya, tentang cara membacanya, tentang i’rabnya, dan yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُSaudaramu,Abdullāh RoyDi kota Al-Madīnah
DAFTARAUDIO KAJIAN MANASIK HAJI ABDULLAH ROY. 📘 Silsilah 1 : Fiqih Haji. 📘 Silsilah 2 : Fiqih Haji. 📘 Silsilah 3: Ziaroh Madinah. 👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A. ════ ════. 📘 Silsilah 1 : Fiqih Haji. 🔊 Halaqah 01 ~ Pengertian, Keutamaan Dan Beberapa Hikmah Haji. 🔊 Halaqah 02 ~ Kewajiban Haji Dan Kapan
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ,السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله و على آله و صحبه أجمعين 📘 Silsilah Ilmiyyah 1 Belajar Tauhid 🔊 Halaqah ke 01 ~ Mengapa Kita Wajib Belajar Tauhid Halaqoh yang pertama dari silsilah ilmiyyag belajar tauhid adalah tentang “Mengapa Kita Harus Mempelajari Tauhid? Belajar tauhid merupakan kewajiban setiap muslim, baik laki-laki maupun wanita, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan manusia dan jin adalah hanya untuk bertauhid yaitu meng-esakan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman ﻭَﻣَﺎ ﺧَﻠَﻘْﺖُ ﺍﻟْﺠِﻦَّ ﻭَﺍْﻹِﻧْﺲَ ﺇِﻻَّ ﻟِﻴَﻌْﺒُﺪُﻭﻥ ’’Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu’’.Surat Adz-Dzariyaat 56 Oleh karena itulah Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengutus para Rasul kepada setiap ummat tujuannya adalah untuk mengajak mereka kepada tauhid. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman ﻭَﻟَﻘَﺪْ ﺑَﻌَﺜْﻨَﺎ ﻓِﻲ ﻛُﻞِّ ﺃُﻣَّﺔٍ ﺭَﺳُﻮﻟًﺎ ﺃَﻥِ ﺍﻋْﺒُﺪُﻭﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺍﺟْﺘَﻨِﺒُﻮﺍ ﺍﻟﻄَّﺎﻏُﻮﺕَ ۖ … ’’Dan sungguh-sungguh Kami telah mengutus kepada setiap ummat seorang Rasul yang mereka berkata kepada kaumnya, ’’Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut’’. Surat AnNahl 36 Makna thaghut adalah segala sesembahan selain Allah Subhanahu wa Ta’ala Oleh karena itu seorang muslim yang tidak memahami tauhid, yang merupakan inti dari ajaran Islam, maka sebenarnya dia tidak memahami agamanya meskipun dia telah mengaku mempelajari ilmu-ilmu yang banyak. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh yang pertama ini dan in syā Allāh kita bertemu kembali pada halaqoh yang السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ saudaramu, Abdulloh Roy Kota Al-Madinah *Materi audio ini disampaikan didalam Group WA Halaqah Silsilah Ilmiyyah HSI Abdullah Roy
p>🌍 HSI AbdullahRoy 👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A 📗 Silsilah Nawaqidhul Islam السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين Diantara bentuk perendahan terhadap Allāh Subhānahu wa Ta'āla, adalah meyakini bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta
Halaqah Silsilah Islamiyyah adalah sebuah kegiatan pembelajaran agama islam jarak jauh dengan memanfaatkan sarana grup di aplikasi WhatsApp. Kegiatan ini diprakarsai oleh Ustadz Dr. Abdullah Roy Lc. MA, Alumni S3 di Universitas Islam Madinah, Kerajaan Saudi Arabia. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan cara pemberian audio kajian setiap pagi dari hari senin sampai dengan jumat. Rekaman audio yang disampaikan langsung oleh Ustadz Dr. Abdullah Roy Lc. MA, ini berdurasi kurang lebih lima menit. Pada malam harinya, peserta diharapkan berpartisipasi dalam tanya jawab dengan materi dari audio yang telah didengarkan pada pagi hari. Dan pada setiap hari ahad terdapat evaluasi untuk lebih memperdalam pemahaman para peserta halaqah. Selanjutnya di setiap akhir silsilah diadakan ujian akhir untuk mengetahui sejauh mana peserta memahami materi yang telah disampaikan. Bagi peserta yang lulus ujian akan diberikan syahadah oleh Ustadz Dr. Abdullah Roy Lc. MA, sebagai tanda partisipasi telah mengikuti program HSI Abdullah Roy. HSI 07 ~ Silsilah Beriman Kepada Kitab – Kitab Allah Halaqah – 01 Pengertian Kitab Secara Bahasa dan Syariat Halaqah – 02 Pentingnya Beriman Dengan Kitab-kitab Allah Halaqah – 03 Wahyu Halaqah – 04 Beriman Bahwasanya Kitab Ini Benar-benar Turun Dari Allah Halaqah – 05 Beriman Dengan Nama2, Kitab2 Allah Yang Kita Ketahui Namanya Halaqah – 06 Shuhuf Ibrahim Halaqah – 07 Shuhuf Musa dan Kitab Az-Zabur Halaqah – 08 At-Tauraah Kitab Taurat Bagian 1 Halaqah – 09 At-Tauraah Kitab Taurat Bagian 2 Halaqah – 10 At-Tauraah Kitab Taurat Bagian 3 Halaqah – 11 At-Tauraah Kitab Taurat Bagian 4 Halaqah – 12 Kitab Al-Injil Bagian 1 Halaqah – 13 Kitab Al-Injil Bagian 2 Halaqah – 14 Kitab Al-Injil Bagian 3 Halaqah – 15 Kitab Al-Quran Bagian 1 Halaqah – 16 Kitab Al-Quran Bagian 2 Halaqah – 17 Kitab Al-Quran Bagian 3 Halaqah – 18 Kitab Al-Quran Bagian 4 Halaqah – 19 Kitab Al-Quran Bagian 5 Halaqah – 20 Kitab Al-Quran Bagian 6 Halaqah – 21 Membenarkan kabar-kabar yang shahih Halaqah – 22 Beramal, Ridha Dan Berserah Diri Dengan Hukum-Hukum Halaqah – 23 Hukum Membaca Kitab-Kitab Sebelum Al Quran Halaqah – 24 Penyimpangan-Penyimpangan Dalam Hal Iman Halaqah – 25 Buah beriman dengan kitab-kitab Allah
Halaqah1 - Muqaddimah ~ Keutamaan Rukun Islam Kedua. 📚 Kitab Shifatu Sholatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Minattakbiri ilattaslim ka-annaka taroha (Sifat Shalat Nabi mulai dari takbir sampai salamnya seakan-akan Anda melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani -Rahimahullah.
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan Kitab-Kitab Allah adalah tentang “Wahyu” Wahyu secara bahasa adalah pemberitahuan yang cepat dan samar. didalam Al-Quran Allah menyebutkan bahwa Allah mewahyukan Ibu Musa alayhis salam untuk menyusui Musa alayhis salam, dan Allah mewahyukan lebah untuk membuat sarang, dan Allah menyebutkan bahwa Nabi Zakaria alayhis salam mewahyukan kepada kaumnya dengan Isyarat, dan didalam Al-Quran Allah juga menyebutkan bahwasanya syaithan mewahyukan kepada wali-walinya. Maka ini semua adalah wahyu menurut bahasa, Adapun secara syariat maka wahyu adalah pemberitahuan Allah kepada para Nabi-Nya dengan apa yang ingin Allah sampaikan kepada mereka baik berupa syariat atau kitab, baik dengan perantara atau tidak dengan perantara. Dan wahyu inilah yang merupakan kekhususan para Nabi. sebagaimana firman Allah إِنَّآ أَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡكَ كَمَآ أَوۡحَيۡنَآ إِلَىٰ نُوحٍ۬ وَٱلنَّبِيِّـۧنَ مِنۢ بَعۡدِهِۦۚ “Sesungguhnya Kami telah wahyukan kepadamu sebagaimana Kami telah wahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya…. ” An-Nisa163 Wahyu Allah sampaikan kepada para Nabi menggunakan 3 cara Allah langsung mewahyukan ke hati yang diwahyukan. seperti sabda Nabi ﷺ إِنَّ رُوْحَ الْقُدُسِ نَفَثَ فِي رُوعِي أَنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ أَجَلَهَا وَتَسْتَوْعِبَ رِزْقَهَا ، فَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ وَلا يَحْمِلَنَّ أَحَدَكُمُ اسْتِبْطَاءُ الرِّزْقِ أَنْ يَطْلُبَهُ بِمَعْصِيَةٍ ، فَإِنَّ اللَّهَ لا يُنَالُ مَا عِنْدَهُ إِلا بِطَاعَتِهِ “Sesungguhnya Rūhul Qudus Jibrīl telah meniupkan di dalam hatiku bahwa sebuah jiwa tidak akan meninggal sampai sempurna ajalnya dan sempurna rizqinya. Maka hendaklah kalian perbaiki cara mencari rizqi kalian. Janganlah sampai salah seorang diantara kalian mencari rizqi dengan maksiat karena melihat lambatnya rizqi, karena sesungguhnya tidak dicari apa yang ada di sisi Allāh kecuali dengan keta’atan kepadaNya.” HR Abū Nu’aim dalam Hilyatul Awliyā dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albāniy rahimahullāh Allāh berbicara langsung dengan Nabi tersebut dari balik hijab. Sebagaimana ketika Allāh berbicara langsung kepada Nabi Mūsā alayhissalām, sebagaimana dalam firman Allāh وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَى تَكْلِيمًا “Dan Allāh berbicara dengan Mūsā dengan sebenar-benar pembicaraan” An-Nisā 164 Wahyu tersebut datang dengan perantaraan turunnya Jibrīl membawa wahyu dari Allāh kepada para Nabi dan Rasul. Dalil 3 cara ini adalah firman Allah وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلَّا وَحْيًا أَوْ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولًا فَيُوحِيَ بِإِذْنِهِ مَا يَشَاءُ ۚ إِنَّهُ عَلِيٌّ حَكِيمٌ “Dan tidaklah Allāh berbicara kepada manusia kecuali wahyu yang diwahyukan secara langsung atau berbicara kepadanya dari balik hijab atau Allāh mengutus seorang malaikat utusan kemudian malaikat tersebut mewahyukan dengan izin Allāh apa yang Allah kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.” Asy-Syūrā 51 Dan Jibril datang kepada nabi dengan membawa wahyu terkadang dengan wujudnya yang asli, terkadang datang wahyu tersebut seperti kerincingan lonceng, dan terkadang Jibril datang menjelma sebagai seorang manusia. Al-Hārits Ibnu Hisyām radhiyallāhu anhu pernah bertanya kepada Rasūlullāh ﷺ يَا رَسُولَ اللَّهِ ، كَيْفَ يَأْتِيكَ الْوَحْيُ ؟ “Wahai Rasūlullāh, bagaimana wahyu datang kepadamu?” Maka Beliau ﷺ berkata أَحْيَانًا يَأْتِينِي مِثْلَ صَلْصَلَةِ الْجَرَسِ ، وَهُوَ أَشَدُّهُ عَلَيَّ فَيُفْصَمُ عَنِّي ، وَقَدْ وَعَيْتُ عَنْهُ مَا قَالَ ، وَأَحْيَانًا يَتَمَثَّلُ لِي الْمَلَكُ رَجُلًا فَيُكَلِّمُنِي فَأَعِي مَا يَقُولُ “Terkadang datang wahyu kepadaku seperti suara kerincingan lonceng dan inilah yang paling berat bagiku. Kemudian suara itu pergi dan aku sudah memahami apa yang dia katakan. Dan terkadang malaikat menjelma sebagai seorang laki-laki kemudian berbicara kepadaku dan akupun memahami apa yang dia ucapkan.” Hadits Muttafaqun alayhi Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah
IXMGhlc.